Khotbah Umum gkkb 29 April 2015
Ingatlah selalu Janji Tuhan
(28:1-14)
Selain menyampaikan kutukan,
Musa juga menentukan 6 suku di gunung Gerizim untuk meyimpulkan janji berkat
Allah atas kesetiaan umat-Nya. Di tengah kehidupan yang penuh tantangan dan kesulitan,
anggota perlu selalu diyakinkan akan janji Tuhan, asalkan mereka selalu setia
dan taat kepada-Nya.
Pendahuluan
Saudara, hari ini kita membahas satu thema “ingat
selalu janji Tuhan” Kata janji dalam kamus bahasa Indonesia, diartikan sebagai
persetujuan antara dua pihak, dimana masing-masing menyatakan kesediaan atau
kesanggupan untuk berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu. Dalam Alkitab kata “janji atau ‘davar’” selalu diikuti dengan kata sumpah atau “syaba.”
Yaitu perjanjian yang mengikat dua pihak di mana dua pihak harus memiliki
komitmen untuk melaksanakan janji atau sumpah.
Kata janji atau perjanjian atau sumpah bukanlah suatu yang asing bagi kita. Di manapun dan apa pun yang kita lakukan,
kita sering berhadapan dengan janji atau perjanjian. Di dunia kerja, kita harus menandatangani
surat perjanjian kerja, mau jadi gubernur, anggota DPR atau presiden harus
mengucapkan sumpah atau janji-janji. Setiap kita yang menikah di gereja harus
mengucapkan janji suci, dan saya yakin
kita yang sudah menikah masih mengingat janji pernikahan kita, ada yang masih
ingat!!!.....
Saudara, janji adalah sesuatu yang harus
ditepati namun terkadang seiring berjalannya waktu, janji ini sering dilupakan
oleh sang pemberi janji. Seringkali janji hanya sekedar janji yang
hanya diingat awal-awal, waktu mengadakan perjanjian. Misalnya, waktu kampanye para
calon pejabat pemerintah dengan semangat menyampaikan janji-janji kalau mereka
terpilih, mereka akan melakukan ini dan itu.....namun setelah terpilih terkadang
lupa dengan janjinya, dalam kerja juga demikian, waktu awal kerja ingat perjanjian, tetapi
setelah itu lupa, dalam bisnis juga begitu, awal mulai bisnis bersama, kita
ingat janji tetapi setelah itu kita lupakan, demikian juga dengan janji
pernikahan, terkadang ada awal-awal kita ingat tetapi seiring berjalannya waktu
kita melupakan janji pernikahan itu.
Sdr. Tentunya ketika salah satu pihak tidak
menepati perjanjian atau sumpah maka pihak lain tentunya kecewa. Hari ini ada
banyak suami kecewa pada istri, istri kecewa terhadap suami, anak kecewa
terhadap orang tua karena janji-janjinya tidak di tepati... inilah manusia, seringkali kita begitu mudah
untuk mengungkapkan janji atau sumpah, namun terkadang kita tidak berkomitmen
untuk menepati janji setia. Manusia umumnya senang berjanji tetapi sering
melupakan janjinya. Tetapi berbeda dengan Allah yang kita sembah. Allah yang kita sembah adalah Allah yang
setia kepada janjinya, Allah yang setia menepati janji-Nya dan ia tidak
melupakan janjinya.
Saudara, dalam sepanjang pembahasan kita dalam
kitab Ulangan maka kita tahu bagaimana Allah mengikat perjanjian dengan bangsa
Israel. Ikatan janji Allah kepada Israel
diawali dengan perjanjian dengan Abraham, Ishak dan Yakub, di mana Allah mengikat perjanjian dengan bangsa Israel
yaitu Dia menjadi Allah Israel dan ia memilih bangsa Israel sebagai umatnya. Dalam
perjanjian itu, Allah berjanji akan menjadikan bangsa Israel bangsa yang besar
dan Allah akan memberkati bangsa Israel.
Janji tersebut diperbaharui dalam perjanjian Sinai yaitu Tuhan berjanji akan memberikan berkat-berkat
kepada bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah yaitu mereka akan diberikan
tanah Kanaan dan kehidupan mereka akan diberkati oleh Tuhan.
Dalam perjanjian ini, Allah sendiri yang
berinisiatif untuk memberikan janji-janji kepada bangsa Israel dan Allah
sendiri yang menentukan syarat-syarat dari Perjanjian itu, sedangkan umat Allah
memiliki kewajiban untuk taat dan tunduk pada
syarat-syarat tersebut, sebagai bentuk ikatan perjanjian tersebut.
Nah dalam bacaan kita tadi, kita membaca satu
deretan yang panjang mengenai berkat-berkat yang akan diterima oleh orang
Israel dari Tuhan, sebagai bentuk perjanjian Tuhan terhadap umatnya. Berkat-berkat ini dibacakan oleh orang Lewi
dihadapan 6 suku Israel di Gunung Gerizim.
Pembacaan berkat-berkat di gunung Gerisim sama seperti pembacaan kutuk
di gunung Ebal, pembacaan ini sebagai suatu bentuk perjanjian mereka dengan
Tuhan sebagai umat pilihan Allah. Di
satu sisi mereka menyetujui jikalau mereka tidak setia kepada Tuhan maka mereka
bersedia untuk menerima hukuman dan kutukan dari Tuhan, di sisi lain ketika
mereka setia kepada Tuhan dan firmannya maka Tuhan akan memberikan segala
berkat bagi mereka. Pembacaan berkat
ini, juga menunjukan bahwa mereka menyetujui perjanjian tersebut. Dan mereka akan memegang komitmen itu
dihadapan Tuhan.
Saudara, kalau kita perhatikan struktur penulisan
Ulangan 28:1-14, maka kita bisa menemukan bahwa kata kunci perikop ini yaitu di
awal dan akhir. Di ayat pertama
dan kedua dikatakan “Jika engkau baik-baik mendengarkan suara TUHAN, Allahmu,
dan melakukan dengan setia segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada
hari ini, maka ....”. “Segala berkat ini akan datang kepadamu dan menjadi
bagianmu, jika engkau mendengarkan suara Tuhan Allahmu.” Lalu ayat13b dan 14,
setelah dibacakan segala berkat-berkat yang akan diberikan dikatakan
“....Apabila engkau mendengarkan perintah Tuhan, Allahmu, yang kusampaikan pada
hari ini kaulakukan dengan setia, dan apabila engkau tidak menyimpang kekanan
atau kekiri dari segala perintah yang kuberikan kepadamu pada hari ini,....”.
Apa berkat yang mereka akan terima ketika
mereka setia mendengar perintah Tuhan? Pertama, adalah berkat atas status
mereka sebagai umat pilihan Allah, berkat ini tidak dapat oleh bangsa
lain, selanjutnya berkat atas usaha
mereka, dikatakan ladang, ternak dan
segala pekerjaan mereka akan diberkati,
kandungan dari ibu-ibu atau keturunan mereka juga akan diberkati, perjalanan
hidup mereka akan diberkati. Dikatakan , diberkatilah engkau pada waktu masuk
dan diberkatilah engkau pada waktu keluar, dalam peperangan juga Tuhan akan
memberikan kemenangan dan masih banyak berkat-berkat lain yang akan diberikan
kepada bangsa Israel. Intinya bahwa segala aspek hidup bangsa Israel dipenuhi
oleh berkat dari Tuhan. Hidup mereka
dipimpin dan di jaga oleh Tuhan.
Saudara, berkat ini adalah suatu yang luar
biasa, namun dalam bagian FT ini, bangsa Israel diingatkan bahwa mereka ada dalam satu perjanjian,
tentunya ada hak dan kewajiban yang harus dipenuhi oleh bangsa Israel, jikalau
mereka ingin menerima segala berkat dari Tuhan. Segala berkat akan mereka
terima jikalau mereka mendengar Firman Tuhan, taat perintah Tuhan. Jelaslah syaratnya sangat sederhana, yaitu:
“Mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan dengan setia.” Sdri yang dimaksud mendengarkan
di sini bukan hanya mendengarkan sambil lalu, tetapi mendengarkan sungguh2 atau
memperhatikan dengan seksama setiap Firman Tuhan yang kita baca atau dengarkan,
bahkan bukan saja saja mendengarkan tetapi terus merenungkan Firman itu siang
dan malam. Pemazmur pernah berkata: “Berbahagialah orang yang kesukaannya
merenungkan Firman Tuhan siang dan malam. Ia seperti pohon di tanam di tepi
aliran air, yang menghasilkan buah pada musimnya.
Tetapi bukan hanya diminta untuk sekedar mendengar dan merenungkan, tetapi
untuk memperoleh berkat dari Tuhan maka kita harus melakukan Firman itu dengan
setia. Saya yakin ada banyak sekali orang Kristen yang sering mendengar Firman
Tuhan tiap minggunya, bahkan seminggu bisa 3 kali atau bahkan lebih. Tapi dari sekian banyak
orang yang mendengarkan Firman Tuhan itu tidak banyak orang yang sudah
melakukan Firman itu.
Banyak orang yang mendengar Firman Tuhan tentang pengampunan, tetapi ia
tetap tidak mau mengampuni. Banyak orang mendengar FT tentang kesetiaan, tetapi ia tidak setia.
Banyak orang mendengar Firman tentang kekudusan hidup, keadilan, belaskasihan,
dan banyak lagi, tetapi sedikit orang yang mau melakukan itu semua. Kita seringmembaca FT tentang kasih, namun
dalam hidup kita, kita tidak menunjukan kehidupan yang penuh kasih. Dalam
keluarga suami istri hanya hidup serumah namun tidak kasih satu dengan lain,
antara orang tua dan anak tidak menunjukan perasaan kasih satu dengan lain. Kalau hidup kita hanya sekedar tahu firman
Tuhan dan kita tidak melakukan FT, bagaiman berkat Tuhan akan dilimpahkan dalam
hidup kita.
Tuhan menginginkan kita melakukan Firman Tuhan
dengan setia; dengan konsisten; yang dalam keadaan apapun, dalam keadaan
senang, atau dalam keadaan susah, bahkan kondisi terjepit sekalipun, Tuhan
menginginkan kita tetap setia melakukan Firman Tuhan. Tuhan Yesus pernah
berkata: orang yang mendengar Firman Tuhan tetapi tidak melakukannya, ia
seperti orang bodoh yang mendirikan rumah diatas pasir. Dimana ketika angin
melanda, robohlah rumah itu. Sebaliknya orang yang bijak adalah orang yang
mendengar dan melakukan Firman Tuhan itu, ia seperti orang mendirikan rumah di
atas batu.
Inilah kunci atau rahasia kehidupan yang
diberkati Tuhan bagi kita orang percaya:
Mendengarkan, merenungkan, serta melakukan Firman Tuhan dengan setia. Menarik
kalau kita perhatikan Alkitab. Kalau kita mencari semua ayat yang berbicara tentang
berkat Tuhan bagi umat Tuhan, kita akan menemukan ada banyak ayat yang memiliki
kalimat yang sama: “Jika kamu mendengarkan dan melakukan Firman Tuhan, maka
kamu akan beruntung.” Alkitab secara sistematis menyampaikan satu rahasia yang
sama untuk mendapatkan keberuntungan, yaitu “setia mendengar dan melakukan
Firman Tuhan.”
Ulangan 28 jelas mengatakan bahwa
ada syarat untuk mendapatkan berkat Allah. Syaratnya hanya satu, yaitu:
mendengarkan firman Allah dan taat kepadaNya. Dengan perkataan lain: siapa yang
mau mendengarkan firman Allah dan taat kepada Allah pasti melimpah dengan
berkat Allah. Sebaliknya: orang yang tidak
setia mendengar dan melakukan Firman Tuhan maka ia tidak berhak menerima
berkat-berkat dari Tuhan.
Saudara, di sini kita disadarkan
bahwa berkat Tuhan adalah konsekuensi ketaatan kepada Allah. Namun berkat Tuhan
tidak selalu identik dengan kekayaan, nama besar, karir yang tinggi, jabatan,
pengetahuan, kesuburan. Tuhan Yesus katakan dalam Lukas 11:28 “Yang berbahagia
adalah orang yang mendengar firman Allah dan memeliharanya”. Apa artinya itu?
Segala sesuatu hanya menjadi berkat selama atau sepanjang kita taat kepada
Tuhan. Selama kita setia kepada Firman Tuhan, maka segala berkat itu akan kita
miliki, namun kita berbalik tidak setia pada firman Tuhan maka segala kutuk dan
hukuman akan ditimpahkan kepada kita.
Saudara, nama besar, kekayaan, karir
tinggi, jabatan, kepintaran, pengetahuan, kesehatan, kecantikan, talenta dan
semua yang kita miliki hanya akan menjadi berkat selama kita taat kepada Tuhan.
Bila kita tidak lagi taat kepada Tuhan dan firmannya, maka semuanya itu bukan
saja tidak berguna malah berubah menjadi kutuk atau sumber petaka. Itulah yang
dikatakan Tuhan melalui nabi Maleakhi: “Jika kamu tidak mendengarkan dan memperhatikan
firmanKu, maka Aku akan membuat berkat-berkatmu menjadi kutuk” (Mal 2:2). Tanpa
ketaatan kepada Tuhan dan firman Tuhan, kekayaan, pangkat, jabatan, kepintaran,
kesuksesanmu bukan berkat! Sekali lagi: tanpa ketaatan kepada Tuhan apa yang
kita anggap tadinya berkat bisa berubah menjadi sumber petaka atau sengsara
dalam hidup kita.
Sdr. Bangsa Israel ketika mereka masuk ke tanah Kanaan, semua
berkat yang dijanjikan Tuhan itu diberikan Tuhan bagi mereka, mereka menikmati
segala kelimpahan, sawah ladang mereka menghasilkan hasil yang luar biasa,
mereka selalu memenangi setiap peperangan, kehidupan keluarga mereka diberkati
oleh Tuhan. Mereka menikmati kehidupan yang makmur dan damai sejahtera. Namun
sayang....berkat melimpah tersebut tidak membuat mereka bersyukur kepada Tuhan,
tidak membuat mereka semakin setia kepada Tuhan dan Firman Tuhan, namun
sebaliknya kekayaan, kemakmuran hidup membuat mereka sombong, membuat mereka
lupa diri, membuat mereka lupa pemberi berkat, mereka hanya ingat berkat tetapi
lupa sang pemberi berkat, dan akhirnya berkat itu menjadi kutuk bagi mereka,
akhirnya Tuhan mengambil semua itu dari mereka.
Saudara, kita mengenal angelina Sondak,
awalnya saya sangat senang dengan dia, saya masih ingat kata-katanya, ketika
dia menjadi putri Indonesia dia katakan “ pertama-tama saya berterima kasih
kepada Tuhan Yesus yang memberikan saya gelar putri Indonesia dan ini
kupersembahkan kepada Tuhan Yesus.
Seiring berjalan waktu, ia menjadi orang terkenal, kaya, cantik, menjadi
seorang pejabat, sukses, dia melupakan Tuhan sang pemberi berkat itu, dia
meninggalkan Tuhan, berubah tidak setia kepada Tuhan dan apa yang dianggap berkat
itu menjadi kutuk baginya, jabatan, kekayaan menghancurkan hidupnya.
Bunda Teresa
pernah mengatakan, “Tuhan tidak meminta kita untuk kita harus sukses dalam
segala hal, melainkan kita harus setia.” Ini adalah pernyataan yang
mencerminkan bagaimana Tuhan menilai hidup seseorang yang dapat berkenan
kepada-Nya. Sering kali kita hanya menitikberatkan pandangan kita pada
kesuksesan dan berkat jasmani sebagai ukuran kebahagiaan kita. Sebaliknya,
Firman Tuhan justru mementingkan kesetiaan kita kepada perintahNya. Jika kita
melakukan perintah Tuhan dengan setia, maka berkat akan datang atas kita.
Sdr. Bagi orang-orang yang setia mendengarkan
firman Tuhan dan taat kepadaNya segala sesuatu bisa menjadi berkat, bahkan kesukaran,
permasalahan, ujian, dan kekurangan secara ekonomi sekali pun bisa berubah
menjadi berkat ketika dia taat dan setia kepada Tuhan, namun sebaliknya bagi
orang yang tidak setia kepada Tuhan dan firman-Nya segala kesuksesan hidup,
kekayaan, popularitas dapat menjadi kutuk baginya. Rasul Paulus katakan, anggaplah suatu
kebahagiaan jikalau kamu diperhadapkan dengan berbagai cobaan dalam
hidupmu...Bersyukur karena aku ketika mengikut Tuhan, aku berhadapan dengan
berbagai penderitaan, dengan demikian aku mengambil bagian dalam penderitaan
Kristus.
Aplikasi:
Saudara, beberapa waktu terakhir ini, saya banyak mendengar dari beberapa
saudara yang menyatakan hari ini ekonomi semakin lesu, harga-harga barang pada
naik, penjualan sepi. Masyarakat miskin
semakin hari semakin banyak, dalam pembesukan saya menemukan ada jemaat yang
sakit tetapi tidak sanggup membayar obat dan rumah sakit, akhirnya walaupun
sakit tidak pergi ke rumah sakit atau ke dokter. Bahkan
ada yang seakan-akan mempersalahkan Tuhan dengan kondisi yang mereka alami.....Ada
bertanya apakah ini berkat atau kutuk? Tergantung bagaimana kita memaknai
pergumulan hidup ini.
Saudara, Tuhan
Yesus berada dan hidup di tengah dunia ini selama 33 tahun, kalau kita
perhatikan mengenai kehidupan Tuhan Yesus, mana yang banyak dialami Tuhan
Yesus! Apakah kehidupan yang nyaman secara jasmani atau penderitaan? Sepanjang hidup Yesus lebih banyak mengalami
penderitaan dan Ia mati dalam penderitaan yang sangat mengerikan, sehingga Alkitab mengatakan, orang mengira ia
kena kutuk, namun sebenarnya dosa kita yang ditanggungnya.
Dalam sejarah
gereja, sebelas dari duabelas rasul meninggal sebagai martir, bahkan jauh dari
konsep berkat kita hari ini yaitu berkat identik dengan hal-hal yang bersifat
jasmani, kekayaan dan kemakmuran hidup. Apakah ketika mereka mengalami kekurangan
secara jasmani, ketika mengalami berbagai penderitaan oleh karena mereka setia
pada Tuhan, apa mereka menganggap sebagai kutuk???? Tidak...... Saudara, bagi
kedua belas rasul dan orang Kristen mula-mula, berkat yang terindah bukan apa
yang mereka nikmati selama di dunia ini, tetapi pengharapan kehidupan yang
kekal yang dijanjikan oleh Allah bagi mereka yang setia melayani dan mengikut
Tuhan. Pengharapan akan janji Tuhan itu
yang membuat mereka tetap setia walaupun dalam penderitaan, walaupun mengalami
berbagai kekurangan.
Tuhan Yesus,
Rasul Paulus dan para Rasul, memandang bahwa berkat yang terbesar dalam
hidupnya adalah ketika mereka bisa taat, setia melayani dan mengikut Tuhan
sampai akhir hidup mereka. Sampai di
sini, saya juga tidak mengatakan bahwa menjadi orang Kristen harus menderita,
menjadi orang Kristen tidak boleh menikmati berkat jasmani, menjadi orang
Kristen harus sakit-sakitan, menjadi orang Kristen harus miskin ...tidak. Alkitab jelas memaparkan janji berkat secara
jasmani bagi orang yang setia, dan janji itu ya dan amin, ia memberikan
berkat-berkat secara jasmani. Namun, kita tidak mempersempit konsep berkat itu
hanya sekedar hal yang bersifat jasmani. Karena sebenarnya hal-hal yang
bersifat jasmani adalah berkat yang minimal yang Tuhan berikan bagi kita,
berkat ini hanya kita nikmati selam kita hidup di dunia yang sementara ini, hanya
sebagai sarana untuk kita hidup selama di dunia ini dan tidak memiliki nilai
kekal.
Oleh karena itu
saudara,ketika Tuhan mengizinkan kita menghadapi tantangan pergumulan dalam
hidup kita, kalau kita mengalami kesulitan secara ekonomi, sakit penyakit jangan
kita selalu memandang sebagai kutuk atau hukuman Tuhan bagi kita. Sebaliknya kita selalu melihat bahwa ada
janji Tuhan yang pasti yang melebihi hal-hal bersifat jasmani dan fisik yang
dijanjikan Tuhan kepada setiap kita yang setia kepada Tuhan
Saudara, hari
ini jikalau di antara kita sudah setia mengikut Tuhan, setia melayani Tuhan,
taat pada Firman Tuhan, namun saudara mengalami berbagai pergumulan yang
seakan-akan tidak ada jalan keluar.
Jangan kita menganggap bahwa Tuhan telah melupakan janjinya kepada
kita. Kita punya Allah yang setia, yang
berpegang pada janji dan sumpahnya. Ia
tidak mungkin lalai menepati janjinya, hanya terkadang kita sendiri tidak
memahami rencananya dalam hidup kita.
Janji
Tuhan ya dan amin. Tuhan tidak pernah lalai menepati janjiNya dan Dia berkuasa
untuk melaksanakan apa yang pernah dijanjikanNya. Kita saja yang melihat janji
Tuhan sepertinya tidak akan terjadi di dalam hidup kita. Namun kalau sedikit
kita merenungkan kembali hidup kita, bukankah sudah begitu banyak berkat yang
Tuhan berikan bagi kita. Begitu banyak janji berkat Tuhan kepada umat yang
setia kepada-Nya. Salah satu janji
berkat Tuhan dalam hidup kita yang melebihi berkat-berkat yang Tuhan berikan di
dalam dunia ini adalah ia memberikan kehidupan kekal bagi kita. Ia menjamin
bahwa kita yang setia kepadanya sampai akhir hidup kita, kita memiliki harta
kekayaan yang lebih bernilai yaitu kerajaan surga. Kasih karunia Tuhan menyertai kita semua. Amin
1 komentar:
Terimakasih kak buat pencerahannya.. Kalau ingin tahu tentang cara membuat website gratis Yukk disini saja.. terimakasih.
Posting Komentar