Selasa, 22 Juli 2008

Kasih yang tidak terbatas


Kasih yang tidak terbatas
Nats : Efesus 3:18-19 , Yohanes 3:16

Saudara pernahkah kita merenungkan dan memikirkan bahwa istri kita atau suami kita mengasihi kita?? Terkadang dengan bertambahnya umur pernikahan kita, maka semakin menipisnya perhatian dan kasih antara suami istri. Dengan bertambahnya umur pernikahan kita maka kasih itu sudah semakin hambar. Semakin banyak kesibukan kita semakin kita melupakan akan kasih satu dengan yang lain. Semakin kita tidak memikirkan akan kasih dari orang yang kita kasihi terhadap kita.

Saudara demikian juga halnya dengan hubungan kita dengan Tuhan, semakin lama kita menjadi orang percaya Tuhan, terkadang bukan semakin kita dekat dengan Tuhan, bukan semakin kita mengerti kasih Tuhan tetapi seringkali kita melupakan akan kasih Tuhan dalam hidup kita.
Saudara hari ini kita akan berbicara tentang kasih Tuhan kepada manusia. Pernahkah kita merenungkan dan memikirkan tentang cinta kasih Tuhan dalam hidup kita??? Atukah kita tidak pernah merenungkan dan memikirkan akan cinta kasih Tuhan dalam hidup kita??
Saudara seharusnya setiap orang percaya Tuhan terus menerus belajar, merenungkan, dan menggumulkan cinta Tuhan yang begitu besar yang sudah Dia nyatakan kepada kita tetapi terkadang banyak orang percaya tidak lagi memikirkan bahkan menganggap biasa akan kasih Tuhan dalam hidupnya, bahkan ada yang sudah melupakan kasih Tuhan.
Dari pembacaan kita tadi Rasul Paulus didalam doanya dia berdoa agar jemaat Efesus dan semua orang percaya untuk memahami, merenungkan akan kasih Tuhan dalam hidup mereka.
RP menggunakan empat dimensi untuk menggambarkan cinta Tuhan yang begitu besar yang Tuhan sudah nyatakan kepada kita Yaitu betapa lebarnya, betapa panjangnya, betapa tingginya dan betapa dalamnya kasih Kristus yang melampaui segala pengetahuan karena begitu dalamnya cinta Tuhan yang boleh kita nikmati.
Tuhan Yesus mengatakan bagaimana kasih Tuhan bagi manusia, kepada seorang ahli taurat yang datang kepadanya dengan kalimat yang sangat pendek yaitu dengan mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini sehingga Ia telah mengaruniakan anakNya yang tunggal supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal."
Saudara hari ini mungkin ada yang mengatakan bahwa sampai saat ini, saya tetap mengasihi Tuhan?? Pertanyaannya kasih yang bagaimana kita berikan kepada Tuhan?
Saudara; hari kamis yang lalu ketika kami bersepeda, kami melewati satu perkampungan orang Madura; ada yang unik yang kami perhatikan yaitu hamper setiap rumah memelihara sapi. Dan sapi itu tinggal serumah dengan pemiliknya. Saya berfikir betapa sayangnya pemilik sapi ini terhadap sapinya. Sehingga sapi-sapi bisa hidup bersama, kami yang lewat saja tidak tahan terhadap bau sapi, tetapi bagi mereka tidak masalah dengan bau-bau sapi yang penting duitnya.
Meister Eckhardt Salah seorang teolog yang menggumulkan dan mau mengerti isi hati Tuhan, dia menyindir sikap kekristenan terhadap Tuhan dikatakan, "Banyak orang mau melihat Tuhan seperti melihat sapi yaitu melihat dengan matanya dan banyak orang yang mau mengasihi Tuhan sama seperti mengasihi sapi-sapi."
Mengapa demikian? Karena sapi-sapi itu memberikan susu, keju dan semua keuntungan kepada mereka dan itulah sikap orang–orang Kristen yang mengasihi Tuhan hanya demi untuk mendapatkan keuntungan lahiriah dan kenikmatan batiniah. Mereka bukan sungguh-sungguh mengasihi Allah tetapi mereka mengasihi Allah karena mereka mendapatkan keuntungan dari dalamnya.
Sadar atau tidak sadar ketika kita belajar mencintai Tuhan terkadang cinta kita salah dan bukan cinta yang sesungguhnya. Cinta yang seharusnya kita mengerti ialah cinta Tuhan yang membentuk kita bukan cinta yang kita format untuk kita paksakan masuk ke dalam diri Tuhan.
Kita mencintai Tuhan bukan dengan cinta yang sesungguhnya, melainkan dengan cinta sapi dan ini merupakan satu bahaya besar yang seringkali terjadi di tengah-tengah dunia kita. Waktu saya memikirkan hal ini maka kita perlu kembali berdoa seperti yang Paulus doakan agar kita boleh mengerti cinta Tuhan yang sesungguhnya.
, "Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan." Disini kita melihat ada satu konflik atau satu paradoks yang begitu sulit untuk dimengerti.
Di satu pihak untuk mengerti cinta Tuhan bukan hal yang mudah karena untuk mengerti cinta Tuhan melampaui semua pengetahuan yang mungkin manusia dapatkan. Di lain pihak mencintai Tuhan, mengerti cinta Tuhan itu satu keharusan yang tidak bisa ditolak.
Jika demikian bisakah kita mengerti cinta Tuhan? Jika tidak mampu buat apa kita berdoa? Dalam hal ini kita harus kembali kepada Yoh 3:16. Disini kita boleh melihat kunci bagaimana saya boleh merenungkan kasih yang sesungguhnya dari Tuhan. Di dalam Yoh 3:16 Tuhan Yesus mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal."
Seorang hamba Tuhan sehubungan dengan ayat ini mengatakan bahwa ayat ini menyatakan ketinggian dari kualitas yang tertinggi yang tidak mungkin dicapai lagi di dalam segala hal. Di dalam ayat ini menyatakan kasih yang terbesar yaitu agape, bersumber dari pribadi yang terbesar yaitu Allah yang diberikan kepada lingkup yang terbesar melalui cara yang terbesar yaitu Allah mengaruniakan anakNya untuk mati bagi kita agar mencapai hasil yang terbesar yaitu memberikan hidup yang kekal.
Bukan hanya hidup di dunia ini yang hanya beberapa puluh Tahun melainkan mendapat hidup yang kekal. Semua hal yang terbesar ini hanya dinyatakan di dalam satu ayat yaitu Yoh 3:16. Di ayat tersebut juga diungkapkan elemen-elemen yang menyatakan cinta Tuhan yang begitu besar dan yang terutama adalah kita harus mengerti pemberi cinta kasih itu sendiri.
Sehubungan dengan hal ini mari kita renungkan Ef 3:18-19 yang kita sudah baca. Melalui ayat ini Paulus mengungkapkan kasih Kristus dengan empat dimensi yaitu lebar, panjang, tinggi dan dalam.
Di dalam Yoh 3:16 ini juga kita melihat yang pertama, kita melihat betapa tingginya, betapa luasnya cinta kasih Tuhan. Ketika Yesus mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini…." Yesus disini mau mengatakan tentang betapa luasnya cinta kasih Tuhan bagi manusia. Kedua Yesus mau menyatakan tentang sumber utama kasih itu sendiri yaitu dari Allah itu sendiri.
Tinggi dan luasnya kasih Allah bagi manusia itu dinyatakan dengan tindakan yang kongkrit yang berikan Allah kepada manusia yaitu menyelamatkan manusia yang berdosa melalui pengorbanan Yesus Kristus dikayu salib.
Ketika kita berbicara tentang luasnya kasih Tuhan, kita tidak berbicara tentang luasnya secara matematika tetapi mengenai jangkauan kasih Tuhan. Dimana kasih Tuhan ditujukan kepada semua manusia.
Sdr. Ketika kita berbicara tentang “kasih Tuhan” terkadang kita mendefinisikan kasih Tuhan itu. Dan ketika kasih itu sudah didefinisikan maka kasih menjadi terbatas, padahal kasih itu tidak terbatas, kasih itu bersifat tidak terbatas karena itu di berikan oleh Allah. Allah adalah kasih dan Ia memberikan kasihNya untuk kita.
Karena betapa dalamnya dan luasnya kasih Allah maka kasih Allah tidak dapat didefinisikan oleh manusia. Betapa tinggi dan luasnya kasih Tuhan dinyatakan dengan mengorbankan nyawanya untuk menebus dosa manusia.
Manusia yang seharusnya binasa tetapi diselamatkan, manusia seharusnya dicampakan kedalam neraka tetapi diangkatnya. Manusia yang seharusnya menerima ganjaran oleh karena begitu jahat terhadap Tuhan, tetapi dikasihinya.
Saudara kita mungkin bisa mengasihi seseorang, jikalau orang itu baik bagi kita, tetapi jikalau orang jahat kepada kita apakah kita mau mengasihi apalagi mau berkorban untuk dia…tentunya tidak….tetapi Yesus ia mau mati bagi orang yang tidak setia kepadanya, yang jahat kepadanya.
Kedua, Kasih Tuhan diberikan kepada seluruh dunia. Di dalam Yoh 3:16, kita melihat bahwa cinta kasih Allah adalah cinta yang melampaui segala batasan. Baik itu batasan suku, pulau, identitas, kebangsaan, sosial dan budaya yang ada di dunia. Salah satu hal yang saya rasa dunia ini tidak akan pernah selesai kecuali dunia bertobat ialah masalah SARA yang merupakan krisis suku, agama, ras, antar etnis, dan berbagai kesulitan antar golongan.
Masalah-masalah ini seringkali menimbulkan kebencian. Masalahnya apakah perbedaan itu salah? Jawabnya tidak! Perbedaan itu pasti ada dan tidak mungkin bisa dihilangkan, karena menghilangkan perbedaan berarti membuang identitas.
Saudara hari ini, kita melihat banyak terjadi perselisihan antara bangsa satu dengan bangsa yang lain, satu etnis dengan etnis yang lain, agama satu dengan agama yang lain. Bahkan saudara saat ini antara anak dan orang tua ada yang bermusuhan, ada kebencian. Antara saudara dengan saudara saling bermusuhan, antara suami istri setiap hari terjadi pertengkaran, perselisihan.
Berkenaan dengan hal ini Alkitab memberikan cara yang jauh lebih besar yaitu kasih sejati yang melampaui semua batasan. Hanya cinta Tuhan yang betul-betul hidup di dalam hati kita yang mampu menerobos semua batasan karena cinta Tuhan yang memungkinkan orang Dayak bisa mencintai orang Madura, Jawa mencintai orang Batak, orang Batak mencintai orang Cina dan lain sebagainya.
Hanya kasih Tuhan yang dalam diri kita yang memungkinkan antara orang tua dan anak, suami dan istri, saudara dengan saudara dapat saling mengasihi satu dengan yang lain, dapat saling memahami satu dengan yang lain.
Maka sekali lagi saya katakan, betapa lebarnya cinta Tuhan tidak mungkin dimengerti kecuali kembali kepada firman Tuhan. Ketika kekristenan serta cinta Tuhan menguasai satu masyarakat, menguasai hidup kita maka tidak mungkin terjadi suatu pertikaian.
Tuhan memberikan kasih kepada setiap orang, dia tidak membeda-bedakan, suku, bangsa. Apakah ia baik atau jahat semuanya dikasih Tuhan.
Ilustrasi: pernikahan yang tidak disetujui…..
Ketiga, cinta Tuhan adalah cinta yang kekal. Cinta yang bukan hanya memberikan dampak sejenak melainkan dampak yang kekal. Firman Tuhan mengatakan, "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." Cinta kasih seperti ini adalah cinta kasih yang sulit dimengerti oleh dunia karena dunia kita selalu di dalam sikap kondisional. Ditengah dunia umumnya semuanya tergantung pada situasi dan kondisi.
Situasi atau kondisi berubah maka sikap kita juga berubah. Jika dunia hanya melihat bahwa semua berubah maka dunia telah gagal untuk melihat kekekalan yang ada pada diri Tuhan. Itu sebabnya jika kita dapat mengerti betapa besar, betapa tinggi, betapa dalam dan betapa panjangnya cinta Tuhan, disana kita baru melihat bahwa kasih itu adalah kasih yang kekal.
Demikian juga tatkala kita mencintai biarlah kasih yang kekal yang memancar melalui hidup kita, kita berikan kepada sesame kita karena kita telah memiliki kasih yang kekal.
Baiklah kita mengasihi sesame kita dengan kasih yang kekal, kasih tidak didasarkan kondisi orang yang kita kasihi. Suami baiklah tetap mengasihi istrinya walaupun tidak secantik dulu, istri mengasihi suami walaupun tidak seganteng dulu lagi. Suami dan istri tetap saling mengasihi walaupun dengan perjalanan waktu kita menemukan ada banyak ketidakpuasan, kekurangan-kekurangan yang kita dapat dari pasangan kita. Kepada orang tua kita, apakah orang tua kandung kita ataukah mertua kita, walaupun ada ketidakcocokan baiklah kita tetap mengasihi.
Kita mengasihi sesame kita bukan seperti kita mengasihi sapi, karena memberi keuntungan bagi kita maka kita mengasihi. Kalau tidak lagi memberi keuntungan bagi kita, maka kita tidak lagi mengasihi. Kita tetap mengasihi seperti kasih Tuhan bagi kita yaitu kasih tanpa syarat. Walaupun kita tidak memberi keuntungan apa bagi Tuhan tetapi ia tetap mengasihi kita, walaupun situasi dan kondisinya buruk Tuhan tetap mencintai kita.
Keempat, kasih yang terdalam.
Beberapa ratus kilometer selepas Pantai Guam terdapat Parit Mariana. Itu merupakan tempat yang paling dalam di tengah lautan. Pada tanggal 23 Januari 1960, Jacques Piccard dan Donald Walsh naik kapal selam kemudian diturunkan masuk ke dalam kegelapan yang dingin dan sepi di dalam parit laut itu. Penyelaman mereka ke kedalaman tersebut, yang memecahkan rekor dunia, tidak akan pernah terulang lagi.
Kedalaman lautan memang benar-benar membuat pikiran kita takjub. Parit Mariana dalamnya. Namun dengan keadaan seperti itu, ternyata di sana masih ada kehidupan. Walsh melihat ikan pipih di dasar lautan, yang tetap hidup meskipun di sana tekanan dan kegelapannya luar biasa.
Sebagian besar dari kita sulit untuk memahami betapa dalamnya Parit Mariana. Tetapi kasih Allah jauh lebih sulit untuk dipahami. Paulus berusaha keras menggambarkannya, tetapi ia berdoa agar pembacanya akan mampu memahami “betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan” (Efesus 3:18,19).
Mengapa kita tidak pernah bisa menjangkau kedalaman kasih Allah adalah karena kasih itu tidak terbatas-tidak mungkin diukur. Jika Anda pernah merasa sendirian dan tidak dicintai, sampai-sampai Anda tenggelam ke dalam keputusasaan yang gelap, renungkanlah Efesus 3:18. Kasih Allah kepada Anda lebih dalam daripada Parit Mariana!
Saudara gambaran cinta kasih Tuhan kepada manusia digambarkan Tuhan melalui nabi Hosea: Dimana Tuhan meminta Hosea untuk mengambil seorang pelacur yang bernama Gomer untuk menjadi istrinya. Si pelacur ini, seharusnya berterimakasih dan bertobat. Tetapi ia tidak bertobat setelah mendapat anak pertama dengan Hosea ia kembali menjadi pelacur, bukan saja menjadi pelacur tetapi mendapat anak dari pelacurannya…dengan kasih Hosea mengambil kembali gomer, Hosea tetap mengasihi Gomer. Sdr. Apakah Gomer setelah itu bertobat….tidak. Ia kembali menjadi pelacur, dan ia memperoleh satu anak lagi dari pelacurannya.
Bagaimana sikap Hosea menghadapi istrinya yang tidak setia….ia tidak membenci…ia tetap mengasihi.
Ketika Tuhan mencintai kita Dia bukan hanya mencintai karena fenomena, Dia mencintai bukan karena ada sesuatu yang indah di luar tetapi Tuhan mencintai karena urusan yang paling dalam yang Ia mau selesaikan yaitu urusan batin atau dosa manusia. Cinta kasih yang sejati adalah kasih yang merambah masuk ke dalam inti hidup manusia yang terdalam, kasih yang masuk ke dalam pergumulan hidup manusia yang terdalam dan mau mengerti pergumulan yang terdalam dari orang yang menjadi obyek cinta kasih.
Mengapa kita sulit men cintai? Karena seringkali kita terjebak di luar dengan hal-hal fenomena sehingga kita tidak masuk ke dalam pergumulan orang itu yang terdalam. Itu sebabnya Paulus menulis kepada jemaat Efesus, "Aku berdoa supaya engkau boleh mengerti betapa dalamnya cinta kasih Allah."
Kalimat ini ditulis oleh Paulus kepada jemaat Efesus yang sedang berhadapan dengan orang-orang yang memusuhi mereka. Orang-orang yang membenci jemaat Efesus ini sebenarnya adalah orang-orang yang seharusnya justru menjadi obyek cinta mereka. Seharusnya jemaat Efesus mengasihi dan menginjili mereka agar mereka bertobat dan terlepas dari kegelisahan kebencian yang ada di dalam diri mereka.
Saudara, pada hari ini pertanyaan bagi kita sejauh mana saudara dan saya mau menanggalkan cinta dan mau belajar cinta Tuhan, bukan cinta sapi yang dibutuhkan oleh dunia ini melainkan cinta Tuhan.
Mari kita mencoba merenungkan kembali arti pengorbanan Yesus bagi kita. Apa artinya Tuhan menebus kita? Dan bagaimana kita boleh menerobos semua pengertian kasih yang mungkin dimengerti oleh manusia. Kita berdoa, kita minta supaya Tuhan mengubah dan membuat kita boleh mengerti, memahami betapa lebarnya, betapa panjangnya, betapa tingginya dan betapa dalamnya kasih Tuhan yang boleh menerobos hidup kita sekalipun itu malampaui semua pengetahuan kita. Dengan demikian dunia boleh melihat kebenaran dan cinta kasih ditengah dunia yang kehilangan cinta kasih ini. Kiranya Tuhan mengubah dan membentuk kita sesuai dengan kehendakNya. Amin!


Tidak ada komentar: