YESUS MENEBUS KITA
DENGAN DARAHNYA
EFESUS 1:7-12
Pendahuluan
Saudara,
satu saat ada seorang yang sangat kaya namun tidak memiliki anak, sedang
berjalan-jalan di satu taman kota pada pagi hari yang dingin. Ketika dia
melewati satu pohon besar di taman tersebut, matanya melihat ada seorang anak
umurnya kurang lebih 7 tahun. Anak ini sangat dekil, bau, bajunya robek di sana
sini dan dalam keadaan sakit dan kedinginan. Singkat cerita orang kaya ini tergerak
hati oleh belas kasihan, lalu ia membawa anak ini ke rumah sakit dan akhirnya
mengangkat anak ini menjadi anaknya. Anak ini dibesarkan layaknya seperti anaknya
sendiri, di sekolahkan di sekolah yang
baik. Karena anak ini adalah satu-satunya anak orang kaya ini, maka semua
perusahan dan hartanya diwariskan kepada anak ini dan diganti nama menjadi nama
anaknya. Namun, saudara ketika bapa ini
sudah tua dan mulai sakit-sakitan, ia sering bertengkar dengan anaknya ini, karena
seperti biasa orang yang sudah tua, apalagi sakit-sakit, maka terkadang suka mencari
perhatian, hal itu membuat anaknya marah dan singkat ceritanya anak ini
mengusir ayahnya dari rumah. Ayahnya
yang sudah tua ini, harus terlunta-lunta di jalan untuk mencari sesuap nasi dan
menjadi gelandangan, sampai akhirnya ia ditolong oleh teman bisnis yang
kebetulan mengenal dirinya. Saudara,
mendengar cerita ini, tentunya kita sepakat mengatakan bahwa anak ini adalah
anak yang tidak tahu diri, tidak tahu
berbakti, tidak tahu berterimakasih. Dia tidak sadar bahwa kalau ayahnya tidak
mengangkat dia menjadi anak mungkin hidupnya sudah hancur atau mati dlsb.
Sdr.
Cerita ini sebenarnya adalah menggambarkan hidup kita orang percaya
dihadapan Allah. Kalau saya bisa gambarkan bahwa hidup kita manusia sebelum
kita mengenal Tuhan, sebelum Tuhan beranugerah menebus kita, maka kita seperti
anak gelandangan ini. Kita tidak memiliki apa-apa, miskin secara rohani, kita diambang
kematian, karena penyakit dosa yang menggerogoti hidup kita, kita seperti
gelandangan ini yang hidupnya tidak
memiliki arah dan tujuan hidup. Namun Allah seperti orang kaya ini yang melihat
hidup kita begitu menggenaskan sehingga itu ia berbelas kasihan dan beranugerah, mengambil dan mengangkat kita dari lumpur dosa,
menyembuhkan kita dari penyakit dosa, bukan
hanya itu ia mengadopsi kita sebagai anak-Nya dan menyelamatkan kita. Namun, bukankah
terkadang sikap kita seperti anak gelandangan yang di adopsi orang
kaya tadi, dan tidak berterimakasih dan
tidak tahu diri dihadapan Tuhan.
Saudara,
bagian pembacaan kita tadi adalah merupakan bagian dari pemaparan Paulus
mengenai kekayaan rohani yang diberikan
oleh Tuhan bagi orang percaya. Paulus menggambarkan mengenai Allah yang adalah
sumber hikmat dan memiliki kekayaan
rohaninya memberikan manusia yang
berdosa suatu anugerah rohani, yaitu
mengangkat manusia dari kemiskinan secara rohani, dari keadaan hidup
menggenaskan karena diperhamba oleh dosa, kepada satu kehidupan yang sejati
yaitu dengan cara menebus kita dari perhambaan dosa.
Saudara, Dalam Alkitab, kata “menebus” berarti membebaskan seseorang dari perhambaan
atau tawanan, ataupun kematian, dengan pembayaran, berupa uang tebusan. Menebus
dapat berarti membeli atau membayar kembali. Pertanyaannya, kita ditebus dari apa?
Atau dibayar dari apa? Roma 7:14 Manusia
telah "terjual di bawah
kuasa dosa, sudah menjadi hamba dosa dan
hamba kematian. Saudara, awalnya kita adalah milik Allah namun
kita telah terhilang oleh dosa. Dosa membawa manusia jauh dari Tuhan, dosa
membawa manusia kepada kondisi yang menggenaskan dan terbuang dari persekutuan
dengan Allah.
Bagaimana kondisi orang yang diperhamba oleh dosa? Kondisi orang yang
diperhamba oleh dosa adalah segala aspek hidupnya adalah melakukan apa yang
kehendaki oleh dosa. Apa yang dikehendaki oleh dosa? Yang dikehendaki oleh dosa
adalah kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Allah yang
kudus. Orang yang diperhamba oleh dosa hidupnya dikuasai oleh dosa, ia tidak punya
kekuatan untuk melawan dosa, ia tidak memiliki kemampuan untuk tidak taat
kepada dosa. Kecenderungan hidupnya melakukan dosa dan ketidakbenaran.
Dalam Efesus 4:17-5:21, Rasul Paulus menggambarkan mengenai dua kondisi
yang sangat bertolak belakang antara
orang yang diperhamba oleh dosa dan orang yang hidupnya telah ditebus
oleh Tuhan. Orang yang dikuasai atau diperhamba
oleh dosa, maka kecenderungan hidupnya adalah hidup dalam hawa nafsu,
keserakan, hidup dalam kecemaran, hidup dalam kebohongan, kemarahan, kepahitan,
perkataan kotor, fitnah, pertikaian, kemabukan dlsb.
Dan yang lebih esensi dari semua ini, adalah orang yang telah diperbudak
oleh dosa, maka hidupnya begitu jauh
dari Tuhan. Ketika ia jauh dari Tuhan, maka ia akan mengalami keterpisahan
dengan Allah. Seorang teolog mengatakan, bahwa penderitaan yang terbesar
manusia bukan karena melakukan dosa,
tetapi ketika ia mengalami keterpisahan dengan Allah. Orang yang mengalami
keterpisahan dengan Allah, ia akan seperti layang-layang yang putus, tidak
memiliki arah dan tujuan hidup, dan pada akhirnya jatuh dan hancur.
Saudara, Alkitab menjelaskan ketika manusia telah
jatuh di dalam dosa, dalam kondisi yang menggenaskan, seperti anak gelandangan
yang saya ceritakan diatas, maka Allah
dalam rencana kekalnya, ia merencanakan cara untuk membebaskan manusia dari
ikatan dosa dan kebinasaan yaitu untuk menebus manusia dari dosa. Penebusan dosa tidak dapat dilakukan dengan
cara lain, tetapi harus dengan pengorbanan darah. Oleh sebab itu dalam PL,
setiap orang melakukan dosa harus membawa binatang kepada imam untuk
dikorbankan. Namun cara ini tidak efektif karena pada dasarnya manusia memiliki
kecenderungan untuk hidup dalam dosa dan
melakukan dosa. Sdr. Bayangkan kalau sampai saat ini cara ini masih
digunakan, berapa banyak binatang harus
dikorbankan oleh manusia, kalau setiap
kali berdosa harus membawa binatang untuk dikorbankan. (Kalau praktek ini masih
dilakukan, saya yakin pdt-pdt banyak yg kolesterol)
Ibrani 9:11-12 “Yesus Kristus telah datang sebagai imam besar..... dan Ia telah masuk satu kali
untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba
jantan dan darah anak lembu tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri...” Tidak ada
cara yang paling efektif untuk menebus manusia dari dosa, oleh sebab itu Allah
dalam rencana kekalnya, mengutus anak-Nya Yesus Kristus datang ke dalam dunia
untuk menebus manusia dari dosa. Allah Bapa mengutus anak-Nya satu-satunya
bukan sekedar lahir dan tinggal di dalam dunia, tetapi mengerjakan karya
penebusan yaitu menjalani salib untuk
dosa manusia. Cucuran dan tetesan darah Kristus, adalah untuk membersihkan kita dari dosa dan kecemaran. Tetesan-tetesan darah Kristus
di kayu salib adalah harga yang harus dibayar untuk menebus hidup kita dari
dosa, dan kehidupan yang sia-sia. Seharusnya kita yang digantung di kayu salib,
namun Yesus mengerjakan semuanya itu untuk kita.
Matius 20:28 katakan “.... Anak manusia datang untuk memberikan nyawanya
menjadi tebusan bagi banyak orang” Penebusan Kristus dengan nyawanya dan
darahnya adalah pemberian yang terbesar dan termahal yang diberikan oleh Tuhan
bagi kita manusia, sebagai wujud cinta kasihnya kepada kita manusia.
Saudara, penebusan Tuhan bagi manusia dengan darahnya mencakup banyak hal; I Petrus 1:18-19 “Sebab kamu tahu, bahwa kamu telah ditebus
dari cara hidupmu yang sia-sia yang kamu warisi dari nenek moyangmu itu bukan
dengan barang yang fana, bukan pula dengan perak atau emas, melainkan dengan
darah yang mahal, yaitu darah Kristus yang sama seperti darah anak domba yang
tak bernoda dan tak bercacat.”
Penebusan Tuhan bagi kita, mencakup dosa masa lalu,
masa sekarang dan masa yang akan datang. Kita ditebus dari cara hidup kita yang
sia-sia yaitu cara hidup yang masih
diperhamba oleh dosa. Hidup dalam kedagingan, hidup dalam hawa nafsu, hidup
dalam kecemaran dlsb.
Saudara, penebusan Yesus melalui darah_Nya kepada
kita, menjadikan hidup kita berubah, status kita berubah? Sebelum kita ditebus
oleh darah Kristus, kita bersalah dihadapan Allah, kita layak dihukum. Namun
penebusan Yesus bagi kita menjadikan kita dibenarkan oleh Allah. Dibenarkan
oleh Allah bukan berarti kita tidak bersalah, tidak berdosa namun Allah dengan
anugerahnya membenarkan kita. Allah dengan anugerahnya mengampuni kesalahan
kita. Selain dibenarkan, kita yang telah ditebus oleh Allah diubah statusnya
dari hamba dosa, menjadi hamba kebenaran, dari anak dosa menjadi anak Allah, karena
kita telah diadopsi oleh Allah. Karena kita sudah diadopsi oleh Allah, maka dengan
sendirinya kita memiliki warisan kekayaan Allah. Suatu warisan hidup kekal,
warisan hidup dalam kebenaran.
Penebusan Kristus bagi kita, semata-mata berdasarkan
anugerah Tuhan, berdasarkan kasih setia Tuhan, tanpa melihat siapa kita
dihadapannya. Tuhan memberi anugerah umum untuk semua manusia, seperti hujan
dan matahari, juga berkat-berkat jasmani. Namun tidak
semua orang mendapat “hak-hak istimewa”, seperti kita hari ini. Apa berkat istimewa itu? Berkat istimewa itu
adalah penebusan kita dari belenggu dan
perhambaan dosa. Berkat istimewa kita adalah pengampunan dosa kita, berkat
istimewa kita adalah diangkat menjadi anak Allah. Semua diberikan hanya kepada
orang-orang pilihan Allah, yang telah ditentukan sejak kekekalan.
Saudara, Kalau Tuhan sudah menebus kita dengan darahnya, apa
yang harus kita lakukan sebagai orang yang diberi previlage dari Allah? Apa
yang harus dilakukan kita sebagai anak Allah? Rasul Paulus mengatakan dalam Efesus 4:17-6:9; Jangan hidup seperti orang yang
tidak mengenal Allah, jangan hidup seperti orang yang bebal dengan pikirannya
yang sia dan hidup dalam kegelapan dan hawa nafsu. Jangan lagi hidup seperti
orang yang masih diperhamba oleh dosa. Jangan hidup seperti orang yang tidak di
dalam Kristus.
Saudara,
Kita harus akui bahwa dosa telah mempengaruhi segala aspek hidup kita, kita
hidup ditengah-tengah orang berdosa. Maka bukanlah suatu yang mudah untuk kita
dapat mempertahankan hidup kudus, bukan suatu yang mudah untuk menjadi orang
yang benar di tengah-tengah dunia yang penuh dengan kecemaran. Bukanlah suatu
yang mudah menjalani hidup sebagai anak-anak Allah diantara anak orang yang
belum mengenal Tuhan.
Namun
saudara, Firman Tuhan mengingatkan kita, bahwa kita harus menyadari bahwa kita
bukan lagi hamba dosa tetapi kita adalah
orang-orang yang telah ditebus oleh darah Kristus yang mahal, kita adalah
anak-anak Allah, maka seharusnya hidup kita berpadanan dengan status kita sebagai
anak Allah. Karena status seseorang sangat penting dalam ia bersikap dan
bertindak...
Sdr,
Dalam beberapa minggu ini, Ibu Any Yudhoyono, istri presiden dicerca oleh
banyak kalangan masyarakat di media sosial, karena ia memasang foto instagram
mengenai kebahagian dan sukacita
keluarganya di media sosial. Apa yang salah dengan menampilkan foto keluarga
presiden yang bahagia...sekilas mungkin tidak ada yang salah...namun momennya
tidak tepat..karena dibeberapa wilayah di indonesia sedang mengalami bencana.
Sehingga ada yang berkomentar bahwa ia adalah ibu negara yang tidak memiliki
kepekaan, karena saat orang kena bencana menangis, sedih, dan makan sulit, ia menampilkan foto lagi tersenyum lebar... Sdr.
Kalau saya pasang foto istagram keluarga saya mungkin tidak ada yg komentar,
tetapi karena statusnya sebagai istri presiden maka secara etika dianggap tidak
layak.
Sdr. Dari peristiwa ini, maka saya melihat
status seseorang adalah salah satu unsur
penting dan menentukan bagaimana seseorang
bersikap dan bertindak. Kalau status kita adalah anak Tuhan maka yang benar adalah sikap hidup
kita menunjukan bahwa kita anak Tuhan bukan melakukan hal sebaliknya. Kalau
kita mengatakan kita Anak Tuhan, maka setidaknya ada sifat-sifat dan karakter Allah yang kita warisi, kalau sifat berbeda maka orang mengatakan
bahwa kita bukan anak Tuhan tetapi anak tetangga Tuhan.
Sdr.
Beberapa bulan lalu ada wacana dari kementrian dalam negri untuk tidak
mencantumkan kolom agama di KTP... ada yang pro dan kontra? Saya tidak tahu
bapa ibu termasuk yang pro atau kontra... kalau saya setuju, tidak perlu
dicantumkan agama, alasan saya memang
praktis? Terkadang kalau ada orang yang KTP Kristen lalu ketangkap melakukan
kejahatan, terkadang sebagai orang Kristen saya merasa malu. Terkadang kalau
saya menonton TV ada orang Kristen yang
ketangkap melakukan kejahatan kriminal atau moral, untuk menghibur diri, seringkali saya berkata
dalam hati, ohhh dia bukan Kristen, KTP
saja Kristen, namun kita harus tahu bahwa orang diluar Kristen tidak memahami
seperti pemahaman kita, bagi mereka
kalau KTP Kristen, maka ia Kristen. Kalau KTP Kristen, maka ia pengikut Yesus. Bahkan
orang yang pakai kalung salib, walau dia kriminalis tetap dianggap Kristen.
Saudara,
kita harus tahu bahwa sebagai anak Tuhan kita adalah surat-surat Kristus yang
di baca oleh semua orang. Dimanapun kita berada, status kita sebagai orang
Kristen, sebagai anak Tuhan melekat dalam diri kita, kita tidak bisa menghindar
dari status kita sebagai anak Tuhan.
Saudara,
ketika kita ditebus oleh Yesus dengan darah-Nya yang mahal, maka seharusnya ada perubahan status dari
hamba dosa menjadi hamba kebenaran, karena kita telah diangkat menjadi anak
Allah. Perubahan status ini seharusnya disadari oleh orang percaya, namun
kebanyakan orang percaya tidak menyadari perubahan status ini. Oleh sebab itu
ketika ia percaya Tuhan hidupnya tidak mengalami perubahan apa-apa. Hidupnya
masih seperti belum menerima penebusan dari Tuhan. Hidup masih terus diperhamba
oleh dosa, perbuatan, perkataan, sikap hidup masih tetap hidup lama.
Rasul
Paulus katakan, ketika kita dipilih oleh Allah dan ditebus Allah dengan satu tujuan sebagaimana
disampaikan dalam ayat 12 yaitu supaya kita menjadi alat untuk
menyenangkan dan memuliakan Tuhan.
Sdr. Suatu kali, Presiden Abraham Lincoln membeli seorang
budak perempuan dengan tujuan untuk membebaskan dia dari perbudakan. Lincoln
telah membayar lunas lalu menyerahkan “sertifikat kebebasan” kepadanya. Tetapi
budak perempuan itu tidak memahami tindakan Lincoln. “Anda sudah bebas
sekarang!” kata Lincoln kepada perempuan itu. “apakah saya bebas melakukan
apapun dan pergi kemanapun?” Tanya perempuan itu. “Ya, Anda sudah bebas
sekarang, Anda bisa pergi kemanapun.” Jawab Lincoln.
Kemudian perempuan itu berkata,”Sekalipun saya sudah bebas,
Anda telah membayar lunas dan saya bisa pergi kemanapun tetapi saya akan tetap
tinggal bersama Anda dan saya melayani Anda sampai selama-lamanya.”
Sdr. Ini adalah gambaran dari kehidupan kita orang percaya,
seharusnya ketika kita ditebus oleh Tuhan maka kita sudah bebas, menjadi orang
merdeka. Dan kemerdekaan itu seharusnya kita gunakan untuk menyenangkan dan
memuliakan Tuhan. Tuhan Yesus menebus kita dengan darah yang mahal agar kita
bebas untuk melakukan kebenaran dan bukan bebas melakukan dosa. Rasul
Paulus mengatakan dalam kitab Roma 6:13-23, bahwa ketika kita telah ditebus
oleh Tuhan, maka kita bukan lagi hamba dosa tetapi hamba kebenaran. Oleh sebab
hendaklah kita tidak lagi menyerahkan anggota-anggota
tubuh kita kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi kita
menyerahkan anggota-anggota tubuh kita kepada Allah untuk digunakan menjadi
senjata-senjata kebenaran.
Saudara,
Firman Tuhan hari ini mengingatkan akan status kita dihadapan Tuhan, sebelum dan
sesudah kita ditebus oleh darah Kristus. Sebelum kita ditebus oleh darah
Kristus kita seperti anak gelandangan yang diambang kematian, oleh karena dosa.
Namun Allah berbelas kasihan dan beranugerah bagi kita. Mengangkat kita dari
hamba dosa, menjadi anak Allah.
Saudara,
sebagai bahan refleksi bagi kita....kalau Tuhan sudah berbelaskasihan bagi
kita, mengorbankan darah dan nyawanya bagi kita! Sebagai orang yang tahu diri
dihadapan Tuhan, sebagai orang telah mencicipi anugerah ini, apa yang harus kita lakukan untuk Tuhan? Tuhan
tidak mengatakan engkau harus membayar darahku dengan memberi persembahan?
Karena sebesar apapun persembahan kita tidak dapat membayar darah Kristus yang
dikorbankan untuk kita..Tuhan tidak mengatakan engkau harus melakukan perbuatan
baik, harus melayani Dia, karena Tuhan
bisa memakai apapun untuk melayani Dia, tetapi sebagai orang yang tahu diri dihadapan
Tuhan, sebagai orang yang mengenal diri kita sebelum ditebus oleh Tuhan, maka
seharusnya kita melakukan semua ini sebagai wujud ucapan syukur kita
kepada-Nya. Sebagai wujud bakti kita kepadanya.
Saudara,
kiranya kita menjadi seperti hamba perempuan yang ditebus Lincoln dari
pasar budak. Ketika Ia sudah bebas, ia
menggunakan kebebasan itu untuk menyenangkan dan melayani Tuannya, bukan seperti anak
gelandangan yang diadopsi yang tidak tahu diri, dan tidak berterimakasih. Maukah
sdr, menjadi seperti hamba perempuan ini? Kiranya Tuhan menolong kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar